} -->

Subscribe

RSS Feed

Powered By

Skin Design:
Orang Jawa Skins

Powered by Blogger

Sabtu, 20 Juni 2009

Hardisk SCSI untuk PBX Siemen

Hardisk SCSI adalah hardisk yang menggunakan antarmuka SCSI (Small Computer System Interface), yaitu suatu antarmuka bus yang berkinerja tinggi yang didefinisikan oleh panitia ANSI X3T9.2 (American National Standards Institute).

Pada sistem PBX modern, PBX bekerja seperti halnya sebuah komputer. PBX mempunyai prosesor, memory, media penyimpan dan komponen lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

Komponen-komponen tersebut biasanya dibuat sebagai modul-modul yang dapat diganti sewaktu-waktu. Pada salah satu modul PBX modern biasanya terdapat media penyimpan yaitu berupa hard disk. Bentuk dan antarmuka dari hardisk ini berbeda beda untuk setiap PBX.

Sebagai contoh, untuk PBX Alcatel OmniPCX4400 menggunakan harddisk 2,5” IDE yang biasa digunakan untuk laptop, sedangkan untuk PBX Siemen Hipath4000 dan HICOM300 menggunakan hardisk 3,5” SCSI.

Peranan dari Hardisk (HD) ini sangat penting sekali, karena HD ini tempat untuk menyimpan sistem operasi dan data-data lainnya untuk keperluan PBX. HD pada PBX ini cara penanganannya hampir sama dengan HD untuk komputer umumnya, HD tidak bisa langsung dicabut atau dimatikan listriknya begitu saja. Karena jika listrik mati ketika HD sedang bekerja, sangat besar kemungkinan datanya hilang atau korup. Oleh sebab itu, PBX biasanya dilengkapi oleh catu daya cadangan yang menjaga agar listrik tetap ada ketika listrik dari PLN mati atau tidak stabil.

Karena sifatnya yang penting tersebut, maka HD PBX perlu dibuat cadangannya, agar sewaktu-waktu terjadi crash (HD rusak) dapat langsung diganti.

Untuk membuat backup/cadangan dari suatu HD PBX, caranya sama dengan membuat backup HD komputer lainnya. Meskipun filesystemnya berbeda (kita tidak tahu), kita dapat membuat backup dengan menggunakan fasilitas dd (diskdump) pada sistem operasi linux, karena utility ini dapat membaca dan menulis data mentah. Syaratnya hanya satu, yaitu HD yang akan kita backup tersebut harus dapat dikenali oleh sistem operasi linux.

Permasalahan pada HD PBX Siemen
HD PBX Siemen ini mempunyai interface SCSI model lama yang hanya support 8 bit (narrow) dan konektornya 50 pin. Padahal pada masa sekarang, HD model ini sudah jarang ditemui. Kebanyakan HD SCSI yang dijual sekarang adalah HD SCSI 68/80 pin 16 bit (Wide). Untungnya masih ada dijual konverter dari konektor 68 pin ke 50 pin. Tetapi, agar konverter ini berguna, maka HD SCSI tersebut harus mendukung narrow (force narrow), dan ternyata HD jenis ini sekarang juga sudah mulai sulit.
Untuk berjaga-jaga, jika kita tidak menemukan jenis HD tersebut, kita dapat mem-backup HD SCSI PBX yang masih ada ke HD komputer kita dahulu. Read More......

Senin, 08 Juni 2009

Hati-hati, Malware di ATM Curi Nomor Rekening dan PIN

Sejumlah ATM (anjungan tunai mandiri) yang menjalankan Windows XP disebutkan rentan terhadap serangan otomatis yang dapat mencuri nomor rekening bank dan PIN. Di Eropa Timur, beberapa varian software jahat telah ditemukan di mesin-mesin uang yang di-hack. Demikian dilaporkan lembaga insecurity Trustwave Spiderlabs.

Tidak dirinci bagaimana ATM-ATM itu terinfeksi, tetapi kelihatannya malware itu disandi (encode) pada sebuah kartu yang dapat disisipkan dalam sebuah ATM card reader yang me-mount serangan buffer overflow. Mesin ini terpapar dengan mengganti file isadmin.exe yang menginfeksi sistem.

Program isadmin.exe yang jahat kemudian memanfaatkan Windows API untuk memasang kode serangan. Caranya, dengan mengganti sistem file yang bernama lsass.exe dalam direktori C:-WINDOWS.

Begitu program jahat lsass.exe diaktifkan, program akan mengumpulkan nomor-nomor rekening dan PIN. Program lalu menunggu kendali manusia untuk menyisipkan kartu yang sudah dimanipulasi untuk mengambil alih ATM.

Setelah ATM ditempatkan di bawah kendali manusia penyerang, mereka dapat melakukan berbagai fungsi. Ini termasuk memanen data hasil curian atau bahkan mengeluarkan kotak uang.

Laporan Trustwave ditutup dengan kesimpulan, "Sangat merekomendasikan SEMUA lembaga finansial yang memiliki ATM untuk melakukan analisis lingkungannya guna mengenali apakah ada malware ini atau malware yang serupa.” Tentu saja, terserah pada lembaga finansial apa yang akan mereka lakukan setelahnya. Read More......

Kamis, 04 Juni 2009

Prita, Omni, dan Konsumen

Kasus yang menimpa Prita Mulyasari tentu membuat kaget sejumlah masyarakat. Terutama bagi mereka yang belum sadar akan adanya Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Hal ini bak 'sosialisasi' gratis untuk UU itu.
Memang, umur dari UU ITE sendiri baru seumur jagung, baru diresmikan pada 25 Maret 2008 silam. Pastinya dengan rentang waktu setahun lebih tersebut, sosialisasi UU ini belum terlalu akrab di telinga masyarakat.
Menurut Rapin Mudiardjo, pakar hukum dari Indonesia ICT Partnership (ICT Watch), untuk urusan sosialisasi kebijakan -- termasuk untuk UU ITE -- Indonesia memang selalu punya masalah. Pun demikian, lanjutnya, sosialisasi UU ITE gak bisa dibilang gagal tapi 'hanya' kurang maksimal.
Rapin pun mengakui dengan mengemukanya kasus Prita ke publik, jadi membuat banyak orang lebih sadar soal adanya aturan hukum yang mengatur mereka untuk beraktivitas di internet yang bernama UU ITE.
"Semua jadi kaget. Ya kita punya 'pengalaman' selalu belajar belakangan," tukasnya.
Prita Mulyasari, seorang ibu dua anak, ditahan gara-gara membuat keluhan lewat e-mail yang kemudian menyebar ke berbagai mailing list (milis). Prita mulai ditahan sejak 13 Mei 2009 sambil menunggu persidangan 4 Juni 2009
Saya ingin menyarankan: wahai manajemen Omni, segera cabut perkara ini. Selesaikan secara kekeluargaan. Publik akan jatuh hati pada niat baik Anda. Pasti belum terlambat. Read More......